Oleh : Ustaz Ubedillah,S.Ag.,M.Pd
بسم الله الرحمن الرحيم الْحَمدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا وَهَدْنَا إِلَى دِيْنِ الْإِسْلَامِ اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدِنِ النَّبِيِّ الأُمِّي الَّذِي دَعَانَا إِلَى دِيْنِ الْمَلِكِ الْعَلَامِ وَعَلَى إِلَهِ وَأَصْحَابِهِ صَلَاةَ وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ عَلَى مَمَّرٍ الدُّهُورِ والأَيَّامِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلُهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الزِّحَامِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيِّنا محمداً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ الْأَنَامِ . وَإِذَا قُرِى الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Pertama-tama marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islanı. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allalı
Selaku khatib tidak bosan-bosan nya untuk berwasiat, khususnya pribadi khatib dan umumnya para jamaah jum’at ,marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Sebentar lagi dalam hitungan hari, kita akan melaksanakan hari raya Idul Adha, dimana Idul Adha identik dengan lebaran Qurban, Qurban merupakan tradisi tertua yang pertama muncul pada zaman nabi Adam AS, Berbicara qurban, Allah SWT merekam qisah tersebut dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27 dan diterangkan oleh Ibnu Katsir di dalam kitab tafsir nya.
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُتِلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): ''Aku pasti membunuhmu!”Berkata Habil: Sesungguhnya Allah hanya menerima ( kurban ) dari orang orang yang bertakwa. ( Al-Maidah ayat 27 )
Menurut Jumhur ulama keduanya itu bernama Qabil dan Habil. Yaitu bagaimana salah seorang dari keduanya memusuhi lainnya, hingga akhirnya membunuhnya, karena rasa dengki terhadapnya atas nikmat yang telah diberikan kepadanya (Habil), dan bahkan Allah Ta'ala juga menerima kurban yang diikhlaskan karena Allah SWT yang dipersembahkan oleh Habil. Kemudian yang terbunuh (Habil), beruntung mendapatkan penghapusan dosa dan masuk Surga. Sedangkan si pembunuh (Qabil) , benar-benar kecewa dan kembali dengan menderita kerugian di dunia maupun di akhirat. Maka Allah SWT berfirman,
Qurban dalam Islam juga disebut قربان dengan al-udhiyyah dan adhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah. Kurban yang dipersembahkan oleh habil adalah seekor domba karena ia adalah seorang pemilik ternak kambing. Ia memilih domba yang paling bagus dan paling gemuk untuk dipersembahkan sebagai Qurban sehingga kurbannya yang diterima.
Al-Qurtubi mengatakan, kurban Habil diangkat ke surga dan terus dipelihara di dalamnya, sampai akhirnya domba itu dijadikan sebagai tebusan pengganti untuk ad-Dabiih, sementara kurban yang dipersembahkan oleh Qabil adalah seikat bulir tanaman karena ia memang adalah pemilik ladang. Namun seikat bulir yang ia persembahkan sebagai kurban ia ambilkan dari hasil tanamannya yang paling jelek. Bahkan ketika ia mendapati ada sebuah bulir yang baik, ia mengambilnya lalu memakannya. فَتُقُتِلَ مِنْ أَحَدِهِمَا lalu diterimalah persembahan kurban salah satu mereka berdua, yaitu kurban yang dipersembahkan oleh Habil, yang hal itu ditandai dengan turunnya api dari langit, lalu api itu memakan kurban yang ia persembahkan.
وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَر
sementara kurban yang dipersembahkan oleh putra Adam yang satunya lagi tidak diterima, yaitu kurban yang dipersembahkan oleh Qabil. Hal itu menyebabkan dirinya marah serta menyimpan dan menyembunyikan perasaan hasud dalam dirinya sampai Nabi Adam pergi berhaji.
Dari kisah Qabil dan Habil, kita dapat belajar pentingnya niat yang ikhlas dalam segala hal, termasuk dalam berqurban. Kehadiran Qabil yang tidak menerima aturan dan kurban yang dipersembahkan dengan hati yang tidak ikhlas mengajarkan kita untuk senantiasa menguji dan memperbaiki niat kita dalam beribadah. Mari kita jadikan kisah ini sebagai pengingat bahwa qurban bukan sekadar ritual, tetapi sebuah kesempatan untuk mengasah kesalehan dan ketulusan hati kita. Semoga kita dapat belajar dari kisah Qabil dan Habil, dan dengan ikhlas serta memberikan yang terbaik, kita menjalankan ibadah qurban dengan penuh penghormatan kepada Allah SWT.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ باْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum’at, 30-05-2025 ( Masjid Nurul Iman Perum Bukit Pelamunan Serang )"